بسم الله الرحمن الرحيم
Keutamaan Cinta Kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Cinta Karena-Nya
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلّى عليه وسلّم قَالَ: «
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ
الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى
الْكُفْرِ – بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ – كَمَا يَكْرَهُ أَنْ
يُقْذَفَ فِى النَّارِ » متفق عليه
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Ada tiga sifat, barangsiapa yang memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman (kesempurnaan iman): menjadikan Allah dan rasul-Nya lebih dicintai daripada (siapapun) selain keduanya, mencintai orang lain semata-mata karena Allah, dan merasa benci (enggan) untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah sebagaimana enggan untuk dilemparkan ke dalam api.
“Ada tiga sifat, barangsiapa yang memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman (kesempurnaan iman): menjadikan Allah dan rasul-Nya lebih dicintai daripada (siapapun) selain keduanya, mencintai orang lain semata-mata karena Allah, dan merasa benci (enggan) untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah sebagaimana enggan untuk dilemparkan ke dalam api.
Hadits yang agung ini merupakan salah satu landasan
utama agama Islam dan menunjukkan keutamaan besar bagi orang yang memiliki
sifat-sifat ini, karena dia akan merasakan kemanisan iman, yang merupakan tanda
kesempurnaan imannya, Dalam hadits shahih lainnya.Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang mencintai kerena Allah, membenci karena-Nya, memberi karena-Nya dan menahan karena-Nya maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala).
“Barangsiapa yang mencintai kerena Allah, membenci karena-Nya, memberi karena-Nya dan menahan karena-Nya maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala).
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits
ini:- Arti “manisnya iman” adalah merasakan kenikmatan (ketika melaksanakan)
ketaatan (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala), tabah menghadapi segala
kesulitan dalam agama dan lebih mengutamakan semua itu di atas semua perhiasan
dunia.
Cinta kepada Allah lebih dari segala sesuatu yang ada
di dunia ini merupakan ciri utama orang-orang yang sempurna imannya,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّه}
Artinya : “Dan di antara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka
mencintainya seperti mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman sangat
besar kecintaan mereka kepada Allah” (QS al-Baqarah: 165).
Sebab yang paling utama untuk bisa meraih kecintaaan
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah dengan ma’rifatullah
(mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan benar, melalui pemahaman
yang benar terhadap nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha
sempurna, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan
hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Barangsiapa yang mengenal Allah dengan
nama-nama-Nya (yang maha indah), sifat-sifat-Nya (yang maha sempurna) dan
perbuatan-perbuatan-Nya (yang maha terpuji) maka dia pasti akan mencintai-Nya
Cinta kepada manusia karena Allah adalah buah dari
cinta kepada-Nya, sehingga barangsiapa yang mencintai Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan benar maka dia akan mencintai segala sesuatu yang
dicintai-Nya, baik itu manusia, tempat, waktu maupun amal perbuatan yang
mendekatkan diri kepada-Nya. Sebagimana dalam doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam: “(Ya Allah) aku memohon kepada-Mu kecintaan kepada-Mu, kecintaan
kepada orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai (semua) amal perbuatan yang
mendekatkan diriku kepada kecintaan kepada-mu.
Sifat yang mulia inilah dimiliki oleh para sahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, generasi terbaik umat ini,
yang semua itu mereka capai dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,
kemudian karena ketekunan dan semangat mereka dalam menjalankan ibadah dan
ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dalam firman-Nya:
{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْأِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ}
Artinya : “Tetapi Allah
menjadikan kamu sekalian (wahai para sahabat) cinta kepada keimanan dan
menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada
kekafiran, kefasikan dan perbuatan maksiat. Mereka itulah orang-orang yang
mengikuti jalan yang lurus” (QS al-Hujuraat:7).
Juga yang disebutkan dalam hadits shahih: “Memang
demikian (keadaan) iman ketika kemanisan/kelezatan iman itu telah masuk dan
menyatu ke dalam hati manusia (para sahabat radhiallahu ‘anhu)”
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
TANDA TANDA JATUH CINTA PADA ALLAH SWT
Apakah perasaan anda bila mengetahui cinta anda
terbalas? Terlebih-lebih lagi yang membalas cinta anda adalah Raja kepada
sekalian raja di alam ini, Penguasa kepada kerajaan langit dan bumi dan Kekasih
yang abadi dan tidak pernah berbohong dalam cintaNya! Pastinya cinta-Nya kepada
kekasihNya lebih anggun daripada segala cinta manusia seperti Romeo dan Juliet,
Uda dan Dara.
Bagaimana nak tahu anda sedang dicintai-Nya?
1. Suka untuk bertemu yang dikasihi secara terbuka dan
terang-terangan di darul salam(Jannah/ Syurga). Tidak tergambar oleh kita
bagaimana hati mengasihi seseorang melainkan suka untuk melihat dan berjumpa
dengan yang dikasihi. Apabila diketahui bahawa untuk bertemu itu tidak mungkin
tercapai melainkan dengan meninggalkan dunia dan mati, maka sepatutnya ia suka
untuk mati yang pastinya sudah tidak boleh dielakkannya itu. Seorang pengasih
tidak merasa penat untuk bermusafir dari tanahairnya menuju kediaman kekasihnya
agar dapat menatapi wajah kekasihnya. Mati itu adalah kunci pertemuan dan pintu
masuk kepada penyaksian..
Rasulullah s.a.w bersabda:
ertinya: “Sesiapa yang suka bertemu Allah, maka Allah suka bertemu
dengannya”.
2. Antara tandanya juga adalah dia mendahulukan apa
yang dikasihi Allah berbanding apa yang dia kasihi secara zahir mahupun batin.
Ia beriltizam dengan kesusahan amal, menjauhkan diri dari menuruti kehendak
nafsu, meninggalkan sifat malas, terus menerus mentaati Allah dan bertaqarrub
kepada Allah dengan amalan-amalan sunat. Sentiasa menuntut kelebihan darjat di
sisi Allah sepertimana seseorang menuntut kedekatan hati dengan kekasihnya.
Kadangkala Allah menyifatkan mereka yang berkasih sayang ini dengan sifat ithar.
Firman Allah SWT,
ertinya: ”Mereka
mengasihi orang yang berhijrah kepada mereka, di dalam dada mereka tidak ada
apa-apa keperluan dari apa yang mereka berikan. Mereka mengutama (yang lain)
berbanding dirinya sekalipun merekapun mempunyai keperluan tersendiri”.
3. Tenggelam dalam zikirullah. Lidahnya dan hatinya
sentiasa mengingati Allah. Orang yang menyukai sesuatu tentu sekali akan banyak
mengingatinya. Oleh kerana itu antara tanda-tanda kasihkan Allah, suka
mengingatinya (zikir), sukakan al-Quran kalamullah, sukakan Rasulullah s.a.w
serta suka apa-apa yang disandarkan kepada Rasulullah.
4. Kegembiraannya dengan berkhalwat dengan Allah,
munajatnya kepada Allah, sentiasa mentilawahkan kitab Allah. Dia juga sentiasa
melakukan tahajjud, menggunakan ketenangan dan keheningan malam untuk menghapus
segala rintangan yang ada. Darjat cinta terendah adalah merasai kenikmatan
berada bersama yang dikasihi dan mampu bermunajat kepada-Nya. Maka sesiapa yang
tidur dan berbual-bual itu lebih seronok lebin baik kepadanya berbanding
munajat kepada Allah, maka bagaimanakah nasib kasih sayangnya ??
5. Tidak bersedih diatas kehilangan apa-apa selain
Allah. Lebih sedih dan pedih hatinya apabila berlalu setiap saat tanpa
zikrullah dan tanpa mentaatinya. Selalu menghitung diri di atas kealpaan dengan
mohon simpati, hisab diri dan juga taubat.
6. Merasa nikmat dengan melakukan ketaatan dan tidak
merasa keberatan atau kepenatan. Kata al-Junaid:
“Tanda orang yang mengasihi adalah
berterusan dalam amal. Dengan syahwat fizikalnya lemah namun dengan hati dia
tidak akan lemah”.
7. Merahmati dan mengasihi seluruh hamba Allah. Tegas
terhadap seluruh musuh Allah dan sesiapa yang mengundang kebencian Allah.
Firman Allah SWT:
Artinya: “Orang-orang tegas terhadap kuffar dan saling merahmati di
antara mereka”.
Tidak menjejaskan mereka sebarang celaan
manusia dan tidak ada sesuatu yang boleh mengalih mereka kepada kemurkaan
Allah.
8. Kasihnya itu disertai takut dibawah kehebatan dan
kebesaran Allah. Ada yang menyangka takut itu bertentangan dengan kasih.
Sebenarnya itu tidak betul. Malah memahami kebesaran itu akan melahirkan
perasaan hebat sebagaimana menyelami keindahan melahirkan rasa cinta. Khusus
bagi orang yang bercinta itu ada beberapa ketakutan pada maqam cinta.
Pertamanya: Takutkan beralih cinta. Lebih dahsyat dari itu takut terhijab
cinta. Lebih dahsyat dari itu lagi adalah takut menjauh diri. Makna-makna ini
digambarkan oleh Allah di dalam surah Hud yang telah disifatkan oleh Rasulullah
sebagai telah memutihkan kepala baginda s.a.w ertinya:
“Hud telah memutihkan kepalaku”. Ungkapan ini disebut
oleh Rasulullah s.a.w ketika mendengar potongan ayat .
Ertinya: "Alangkah
jauhnya kaum Thamud” “Alangkah jauhnya ahli Madyan sebagaimana jauhnya kaum
thamud”.
Pemerhatian terbesar pada alamat-alamat dan
sebab-sebab ini ialah kebanyakannya itu adalah perbuatan-perbuatan dalam
komunikasi kemanusiaan, berkait dengan masyarakat, manusia pada kehidupan dan
akhlak mereka.
Saudaraku, adakah anda ingin menggapai cinta
Allah? Beriltizamlah dengan amalan-amalan fardhu dan tambahkanlah dengan
bekalan-bekalan sunat. Ikutilah jejak langkah Nabi s.a.w. jadilah orang yang
bermanafaat untuk orang lain. Sertai mereka di dalam kehidupan mereka. Ziarahi
mereka. Belanjakan untuk mereka. Berikan khidmat untuk mereka. Isikanlah hajat
dan keperluan mereka. Masukkanlah kegembiraan dalam hati mereka. Lakukanlah
semua ini, nescaya Allah akan memanggil Jibril untuk memberitahu bahawa Dia
mengasihi dirimu.
Kadang-kadang tertanya-tanya, kenapa kita tak boleh
melebihkan cinta kepada Sang Pencipta yang menciptakan makhluk yang kita cinta?
Bukankah Dia Yang Maha Sempurna?
Namun kita ini masih buta untuk mengenal cinta
Al-Khaliq, Rabbul 'Izzah [semakin lama semakin hina atau semakin muliakah
kita?] Sesekali memohon ribuan keampunan-Mu, Kadang-kadang menagih
dan mendamba kasih-Mu, Tempangnya diri untuk menggamit cinta Rabiatul
Adawiyah.
Ya Allah ampunkan dosa-dosa kami dunia
akhirat, serta letakkanlah kami dalam golongan yang sedikit, iaitu
golongan hamba-hambaMu yang bersyukur. Amin.
Wasallam.